LAPORAN LENGKAP
Nama : Ulfa Novianty
Kelas/kelompok : III A / A2.3
NIS : 114630
Tanggal Mulai : 03 Maret 2015
Tanggal Selesai : 03 Maret 2015
Judul penetapan : Penentuan Kadar Asam Bebas pada pupuk ZA
Tujuan Penetapan : Untuk mengetahui kadar asam bebas pada sampel ZA
Dasar Prinsip : Kadar asam bebas pada pupuk ZA ditetapkan secara
alkalimetri. Pupuk ZA dilarutkan dalam pH 5,4kemudian
dititar dengan NaOH hingga didapatkan TA sindur dari
indikator SM.
Reaksi :
Landasan Teori :
Pupuk
adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik
ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk
mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, sementara suplemen sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran
proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk
buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam
pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar
tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau
terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat
diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis
pupuk organik adalah kompos.
Ammonium
Sulfat (ZA) merupakan salah satu jenis pupuk sintetis yang mengandung
unsur hara N. Pupuk ammonium sulfat dikenal juga dengan nama ZA
(Zwavelzure Amonium). Unsur hara N yang berasal dari Urea dan ZA
merupakan hara makro utama bagi tanaman selain P dan K dan seringkali
menjadi faktor pembatas dalam produksi tanaman. Menurut Gardner dkk.
(1991), defisiensi N membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel. N
berperan sebagai bahan penyusun klorofil dan asam amino, pembentuk
protein, esensial bagi aktivasi karbohidrat, dan komponen enzim, serta
menstimulasi perkembangan dan aktivitas akar serta meningkatkan
penyerapan unsur-unsur hara yang lain (Olson dan Kurtz, 1982). Pupuk ZA
dibuat dari gas amoniak dan gas belerang. Persenyawaan kedua zat
tersebut menghasilkan pupuk ZA yang mengandung N 20,5 sampai 21%,
bersifat tidak higroskopis. Menurut Hilman dkk. (1993, dalam
Widyastuti, 1996), pupuk N dalam bentuk ammonium sulfat (ZA) yang
diberikan ke dalam tanah pertama-tama akan diserap (adsorpsi) oleh
kompleks koloid tanah dan bentuk N (NH4+) cenderung tidak hilang dan
tercuci air, sedangkan urea dapat segera larut dalam air. Tahap akhir
dalam proses pembuatan pupuk ZA adalah pengeringan. Pengeringan adalah
proses untuk menghilangkan sejumlah cairan volatileyang terdapat dalam
padatan dengan cara evaporasi. Dalam industri pupuk seperti ammonium
sulfat (ZA), superfosfat (SP), dan natrium fosfat kalium (NPK), proses
pengeringan biasanya dilakukan dengan menggunakan rotary dryer. Untuk
dapat mendesain dan menganalisa kinerja suatu rotary dryer, perlu
diketahui terlebih dahulu karakteristik pengeringan bahan padat yang
dikeringkan. Hal ini dapat dilaksanakan secara eksperimen dengan
menggunakan alat tray dryer. Penelitian untuk memperoleh data
karakteristik telah dilakukan oleh sejumlah peneliti, antara lain :
pengeringan limbah padat dari ekstraksi minyak zaitun oleh Doymaz et al
(2003), pengeringan ampas wortel oleh Singh et al (2006), pengeringan
biji anggur oleh Roberts et al (2008), dan pengeringan limbah padat
tapioka oleh Dedi dkk (2009).
Kandungan pupuk Za
Pupuk
ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %.Kandungan nitrogennya
hanya separuh dariUrea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan
sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur
ini.Terdiri dari senyawa Sulfur dalam bentuk Sulfat yang mudah diserap
dan Nitrogen dalam bentuk amoniumyang mudah larut dan diserap tanaman.
Spesifikasi dari Pupuk Za (SNI 02-1760-2005)
Menurut (SNI
02-1760-2005) pupuk Za memiliki spesifikasi sebagai berikut:Nitrogen
minimal 20,8%, Belerang minimal 23,8%, Kadar air maksimal 1%, Kadar Asam
Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%, Bentuk Kristal dan berwarna
putih
Sifat
dan keunggulan pupuk Za (SNI 02-1760-2005) yaitu :
Tidak higroskopis,
Mudah larut dalam air, Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan,
Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama, Dapat
dicampur dengan pupuk lain, Aman digunakan untuk semua jenis tanaman,
Meningkatkan produksi dan kualitas panen, Menambah daya tahan tanaman
terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan, Memperbaiki rasa dan
warna hasil panen
Cara Penggunaan Pupuk ZA
Pupuk ZA sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar dan
pupuk susulan untuk semua jenis tanaman. (Unsur hara Belerang dibutuhkan
tanaman sejak awal pertumbuhan), Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk
yang lain.
Alat dan bahan :
Alat :
1. Neraca digital
2. Erlenmeyer
3. Pipet volume
4. Pipet tetes
5. Buret
6. Corong
7. Penyangga buret
8. Labu ukur
Alat :
1. Neraca digital
2. Erlenmeyer
3. Pipet volume
4. Pipet tetes
5. Buret
6. Corong
7. Penyangga buret
8. Labu ukur
Bahan :
1. Pupuk ZA
2. Pupuk TSP
3. Aquades
4. NaOH 0,1 N
5. Indikator SM
6. Indikator BTB
Cara Kerja :
A.Pada Pupuk ZA
1.Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.Ditimbang± 10 gram contoh kedalam erlenmeyer.
3.Dibubuhi 3 tetes indikator SM dan 25 ml aquades hingga pH 5,4 lalu, di homogenkan.
4.Dititar dengan NaOH 0,1 N sampai pH larutan menjadi 5,4 ( sindur ).
5.Menghitung kadar asam bebas
B.Pada Pupuk TSP
1.Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.Ditimbang± 10 gram contoh kedalam labu ukur 100 ml.
3.Dilarutkan dengan air panas dan diimpitkan hingga tanda garis.
4.Dipipet 25 ml larutan ini ke dalam erlenmeyer dan dibubuhi indikator BTB.
5.Dititar dengan NaOH 0,1 N sampai pH larutan menjadi 5,4 ( sindur ).
6.Menghitung kadar asam bebas
Hasil Pengamatan :
Pada pupuk ZA
·Berat sampel : 5.0202 gram
·Volume penitar : 2.50 ml
Kesimpulan : Dari hasil percobaan tidak dilakukan penitaran karena
pada sampel pupuk ZA yang di analisa tidak mengandung asam bebas.
Daftar ustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_ZA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar