Angka penyabunan minyak dan lemak
Nama :Ulfa Novianty
Nis :124899
Kelas
:
XII.A
Kelompok
: A.2.3
Tanggal
mulai : 2 oktober 2014
Tanggal
selesai : 2 oktober 2014
Judul
: Penetapan bilangan penyabunan
Tujuan : untuk menyabunkan sejumlah tertentu sampel minyak dan dinyatakan sebagai jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 g minyak/lemak
·
Untuk
menentukan
Dasar prinsip : Bilangan penyabunan adalah jumlah alkali yang dibutuhkan untuk
menyabunkan sejumlah tertentu sampel minyak dan dinyatakan sebagai
jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 g minyak/lemak.
Penentuan Bilangan Penyabunan Minyak/Lemak
Bilangan
penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang di perlukan untuk menyabunkan satu
gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau lemak disabunkan
dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan
trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau
lemak. Larutan alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL
sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.
Asam
Asam adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion Hidrogen (ion H+). (ion H+) yang dilepaskan ini tidak berada bebas sebagai H+ tetapi terikat dengan molekul air membentuk hidronium – ion atau hidrosonium – ion.
Macam –macam Asam :
a. Asam kuat : asam yang ionisasinya hampir sempurna atau sempurna (α ~ 1)
Contoh : HCl, HNO3, HBr, dan HI.
b. Asam lemah : asam yang ionisasinya kecil atau sangat kecil
Contoh : H2S, H2CO3, dan CH3COOH.
Basa
Menurut Arhenius merupakan senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida (ion OH-).
Macam – macam basa :
a. Basa kuat : basa yang mengalami ionisasi hampir sempurna. Contoh : NaOH dan BaOH.
b. Basa lemah : basa yang ionisasinya menghasilkan sedikit OH-. Contoh : NH4OH.
Minyak dan Lemak
Minyak
yang ditemui dipasaran umumnya dapt berupa zat murni, namun pada
umumnya adalah larutan / campuran. Minyak merupakan istilah umum untuk
semua larutan organik yang tidak dapat larut dalam air (hidro fobik)
tetapi larut dalam pelarut organik. Dalam arti sempit, kata “minyak” biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau olahannya : minyak tanah (kerosena).
Namun demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak
sebagai bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan
bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem),
sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya
minyak nilam).
Dalam penetapan bilangan penyabunan, miasalnya larutan
alkali yang digunakan adalah larutan KOH , yang diukur dengan hati-hati kedalam
tabung dengan buret atau pipet.
Besarnya jumlah ion yang diserap menunjukkan banyaknya
ikatan rangkap atau ikatan tak jenuh , ikatan rangkap yang terdapat pada minyak
yang tak jenuh akan bereaksi dengan iod. Gliserida dengantingkat ketidak
jenuhan yang tinggi akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar. Bilangan
penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan
Untuk menyabunkan satu
gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam
alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH
bereaksi denngan satu molekul minyak atua lemak, larutan alkali yang tinggi
ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi dapat
diketahui.
Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan
minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh sam lemak berantai karbon yang
pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil, akan mempunyai angka
penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang
besar, maka angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan
sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak
atau minyak ( Herina, 2002)
Sifat – sifat Bahan
a. Lemak dan minyak
1. Bau amis
2. Bobot jenis dari lemak dan minyak ditentukan pada suhu kamar
3. Minyak dan lemak tidak larut dalam air
4. Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya rantai karbon
b. Alkohol
1. Pelarut organik
2. Mudah terbakar
3. Dapat bercampur dengan air dengan homogen
4. Tidak berwarna
c. HCl
1. Dapat digunakan sebagai larutan standard
2. Terdisosiasi hampir sempurna pada pengenceran
3. Menyebabkan luka bakar bila mengenai kulit
4. Tidak berwarna
5. Tergolong asam kuat
d. KOH
1. Masa jenis 0,02
2. Tidak mendidih pada suhu 13200C dan tidak leleh pada suhu 360,40C
3. Larut dalam air dan etanol
4. Sedikit larut dalam eter
e. Indikator PP
1. Mempunyai pH antara 8,3 – 10
2. Warna dalam larutan basa adalah Merah
3. Tidak berwarna dalam larutan asam
Alat
dan bahan :
Alat : Bahan :
·
Neraca
analitik digital •
Sampel minyak goreng
·
Pipet
tetes •
aquadest
·
Gelas
piala 100 mL •
KOH alcohol 0.5 N
·
Erlenmeyer
asah 250 mL •
indicator pp
·
Gelas
piala 400 mL •
kertas saring
·
Pipet
volume 25 mL •
sabun
·
Hot
plate
·
Pendingin
tegak
·
Corong
·
Pengaduk
·
Buret
asam 50 mL
·
Statif
·
Labu
semprot
Cara
kerja :
·
Mempersiapkan alat yang akan digunakan dan
cuci hingga bersih
·
Menimbang ± 2 gram sampel minyak
·
Dimasukkan kedalam Erlenmeyer asah 250 mL
·
Menambahkan 25 mL KOH alcohol(CH3CH2OH)
· Memanaskan Erlenmeyer tersebut diatas
penangas listrik berpendingin tegak selama 30 menit
·
Kemudian dinginkan Erlenmeyer tersebut dengan
suhu kamar
·
Setelah dingin,ditambahkan 2-3 tetes
indicator phenophtalein(pp)
·
Kemudian titar dengan HCl yang telah
distandarisasi
·
Kemudian buat larutan blanko yaitu dengan prosedur yang sama
kecuali tanpa bahan lemak atau minyak.
Pengamatan
:
Data penimbangan dan penitaran :
Berat sampel
(minyak) :
2.0061 gram
·
Volume penitar sampel (HCl 0.0856 N ) : 21.19 mL
Blanko :21.20 mL
·
Warna larutan sebelum penambahan indicator
(PP) :
Sampel : merah ungu
Blanko :ungu muda
·
Warna larutan setelah ditambahkan indicator :
Sampel : merah muda
Blanko : merah muda
·
Warna larutan setelah titik akhir tercapai :
Sampel : Putih
Blanko : Putih
Perhitungan
:
Bilangan penyabunan : ((b-a)mL x NHCl x BE KOH)/gr sampel) x 100%
: (21.20-21.19)L x 0.0856 eq/L x 56.1 mg/eq)/ 2.0061 gr) x100% : 2.3 x 10^-3 mg/gr
Pembahasan
;
Prinsip
kerja angka penyabunan adalah sejumlah tertentu sampel minyak/ lemak
direaksikan dengan basa alkali berlebih yang telah diketahui konsentrasinya
menghasilkan griserol dan sabun. Sisa dari NaOH dititrasi dengan menggunakan
HCl yang telah diketahui konsentrasinya juga sehingga dapat diketahui berapa
banyak NaOH yang bereaksi yang setara dengan asam lemak dan asam lemak bebas
dalam sampel.
Pada
saat melakukan percobaan untuk menguji angka penyabunan sampel minyak
direaksikandengan NaOH dalam alkohol berlebih, seharusnya ditambahkan KOH,
namun karena keterbatasan alat sehingga digantikan fungsinya dengan menggunakan
NaOH. Pada saat melakukan percobaan untuk menentukan angka penyabunan, asam
lemak dan asam lemak bebas dari minyak (sampel) dengan menggunkan NaOH dalam
Alkohol dapat membentuk sabun,
Angka
penyabunan tersebut adalah banyaknya mg NaOH yang diperlukan untuk menyabunkan
secara sempurnya 1g Lemak atau minyak.
Pada
saat percobaan angaka penyabunan juga digunakan titrasi blanko ( titrasi tanpa
menggunakan sampel) yang berfungsi untuk mengetahui jumlah titer yang bereaksi
dengan preaksi. Sehingga dalam perhitungan tidak terjadi kesalahan yang
disebabkan oleh preaksi.
Kesimpulan
:
Dari hasil percobaan yang dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa banyaknya KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram
minyak adalah 2.3 x 10^-3 mg/gr
Daftar Pustaka :
http://nenenganitasari.blogspot.com/2012/12/angka-penyabunan-minyak-dan-lemak.html
https://asbabbul.wordpress.com/2014/05/14/analisis-minyak-dan-lemak/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar