Kadar Lemak Metode Soxlet
Nama :Ulfa Novianty
Nis :124899
Kelas
:
XII.A
Kelompok
: A.2.3
Tanggal
mulai : 11 November 2014
Tanggal
selesai : 11 November 2014
Judul
: Penetapan kadar lemak Metode Soxlet
Judul Percobaan : Analisis Kadar Lemak Pada Bahan Pangan dengan Metode Ekstraksi Soxhlet.
Tujuan Percobaan : Mengetahui kadar lemak pada sampel bahan pangan melalui metode ekstraksi langsung dengan alat soxhlet.
Prinsip Percobaan : Lemak bebas diekstraksi dengan pelarut non polar.Metode soxhlet yaitu lemak yang terekstrasi dalam pelarut akan terakumulasi dalam wadah pelarut (labu Soxhlet), kemudian dipisahkan dari pelarutnya dengan cara dipanaskan dengan oven 105. Pelarut akan menguap sedangkan lemak tidak karena titik didih lemak lebih tinggi dari 105, sehingga menguap dan tinggal dalam wadah. Lemak hasil ekstraksi kemudian ditimbang beratnya lalu dihitung sehingga diperoleh kadar lemak dalam sampel.
Landasan Teori :
Sumber
lemak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu minyak/lemak nabati dan hewani.
Budimarwati (tanpa tahun) menyebutkan bahwa minyak nabati terdapat dalam
buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan sayur-sayuran.
Dalam jaringan hewan lemak terdapat di seluruh badan, tetapi jumlah
terbanyak terdapat dalam jaringan adipose dan sumsum tulang Bahan makanan
hewani yang umum dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan lemak tubuh salah satunya
adalah daging sapi. Menurut Setyanti (2013), kandungan lemak pada daging sapi
cukup banyak, yaitu sekitar 13,9 gr per 100 gr daging sapi. Lemak daging
berwarna putih dan terdapat pada beberapa bagian daging. Analisis terhadap
lemak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan tujuan mengetahui sifat
lemak, yang meliputi kelarutan, kepolaran, kejenuhan lipid, dan ketengikan
lipid (Stepani dkk., 2013). Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk
mengetahui kandungan lemak pada suatu bahan pangan. Metode analisis lemak ada
berbagai macam, antara lain dengan metode Soxhlet, metode Babcock, Weibull, dan
lain-lain.
Meskipun metode analisis lemak bermacam-macam, pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi metode analisis kering dan basah. Dalam hal ini, metode yang
cocok digunakan untuk menganalisis bahan padat adalah metode Soxhlet, sedangkan
untuk bahan cair digunakan metode Babcock (Dina, 2013). Daging merupakan
padatan, sehingga untuk analisis lemak pada daging dilakukan ekstraksi
padat-cair untuk memisahkan lemak dengan menggunakan suatu pelarut cair. Alat
yang digunakan adalah ektraktor Soxhlet. Misalnya untuk mengekstrak minyak
non-atsiri (senyawa yang terdapat pada bahan alam yang tidak mudah menguap).
Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat. Sampel yang telah
dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung ektraktor. Bagian ujung
atas merupakan pendingin Allihn atau pendingin bola. Ekstraktor soxhlet ini
merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada labu dipanaskan dan akan menguap,
terkondensasi pada pendingin, selanjutnya pelarut akan masuk pada ektraktor.
Apabila pelarut telah mencapai batas atas kapiler pelarut yang telah
kontak dengan sampel akan masuk pada labu, dan begitu seterusnya (Lab Kimia
Dasar FMIPA UGM, 2008). Gambar rangkaian ekstraktor Soxhlet ditunjukkan pada
Gambar 1.
Prinsip
analisis lemak dengan metode Soxhlet adalah ekstraksi lemak dengan pelarut
lemak seperti petroleum eter, petroleum benzena, dietil eter, aseton, methanol,
dan lain-lain. Prinsip lain dari metode Soxhlet ini adalah berat lemak bahan
uji diperoleh dengan cara memisahkan lemak dengan pelarutnya, misalnya dengan
menguapkan pelarut melalui pemanasan (Nurcholis, 2013).
Rangkaian Ekstraktor
Soxhlet Menurut Budimarwanti (tanpa tahun), penentuan kadar minyak atau lemak
suatu bahan yang dilakukan dengan alat ekstraktor Soxhlet merupakan cara
ekstraksi yang efisien, karena pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali.
Dalam penentuan kadar minyak atau lemak, bahan yang diuji harus cukup kering,
karena jika masih basah selain memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun
ke dalam labu dan akan mempengaruhi dalam perhitungan (Ketaren, 1986, dalam
Budimarwanti, tanpa tahun). Banyak hal yang mempengaruhi kemurnian lemak yang
diekstraksi melalui ekstraksi Soxhlet. Hal tersebut disebabkan pada waktu
ekstraksi lemak dengan pelarut lemak masih terdapat zat lain seperti
phospolipid, sterol, asam lemak bebas, pigmen, karotenoid, dan klorofil. Oleh
karena itu, hasil analisis lemak ditetapkan sebagai lemak kasar.
ALAT DAN BAHAN :
Alat
|
Bahan
|
|
|
PROSEDUR PERCOBAAN
- Labu lemak di oven dan ditimbang.
- Sampel sebanyak 5 g ditimbang dan dimasukkan ke dalam selongsong kertas saring.
- Selongsong dimasukkan ke dalam alat soxhlet ± 2 jam dan labu lemak yang telah diketahui bobotnya di pasang pada alat soxhlet.
- 50 mL hexane dimasukkan ke dalam alat soxhlet.
- Sampel di ekstrak dengan pelarut hexana.
- Labu lemak dikeringkan dalam oven 1050C selama 30 menit, hingga aroma hexana tidak tercium.
- Labu didinginkan dalam desikator selama 15 menit.
- Labu lemak ditimbang.
PENGAMATAN :
·
Bobot sampel :
5.0030 gram
· Bobot lemak + Wadah : 104.1417 gram
· Bobot labu didih kosong : 102.2326
Bobot lemak : 1.9091
Perhitungan :
Kadar lemak : (Bobot lemak/bobot sampel) x 100%
: (1.9091 gr/ 5.0030 gr) x 100%
: 38.15 %
PEMBAHASAN
Pada
percobaan penentuan kadar lemak dalam suatu bahan pangan ini, digunakan
metode ekstraksi langsung dengan alat soxhlet (soxhletasi). Sampel yang
digunakan pada percobaan ini terdiri dari sampel A; B; C; D; E; F; G;
dan H. Sampel pada kelompok 7 yaitu kue kuping gajah yang termasuk ke
dalam kategori kue kering. Lemak yang di analisis merupakan lemak kasar.
Lemak kasar adalah campuran beberapa senyawa yang tidak larut dalam air
tetapi larut dalam pelarut lemak (ether, petroleum benzene, karbon
tetra khlorida dsb). Pelarut
yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam
air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut
tersebut menjadi berkurang.
Pada
praktikum ini dilakukan penetapan kadar lemak pada berbagai jenis
sampel yang ada di pasaran dengan menggunakan metode soxhlet (metode
ekstraksi kering). Prinsip
soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan
dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau
granul anti bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble
selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet,
expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling
water out (Darmasih, 1997).
Mekanisme Soxhletasi
Sampel
yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 gram dan kemudian dibungkus atau
ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel). Pelarut yang
digunakan adalah hexane dengan titik didih 60-80°C. Hexana digunakan
karena lemak larut dalam pelarut organik.
Thimble (selongsong) yang
sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan
dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor.
Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin
dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan (Darmasih, 1997).
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar condenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Prinsip ini merupakan prinsip kondensasi. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagairefluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 2 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih, 1997).
Labu lemak yang akan digunakan, sebelumnya harus di oven terlebih
dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air atau lemak yang
menempel pada labu. Setelah di oven, labu lemak disimpan didalam
desikator yang berisi silika gel. Silika gel berfungsi sebagai penyerap
air dan menyeimbangkan suhu labu lemak agar dingin ketika penimbangan.
Setelah proses soxhletasi selesai, maka labu lemak harus dikeringkan didalam oven 1050C
selama 30 menit hingga aroma hexana tidak tercium. Pada sampel kuping
gajah, lemak yang terbentuk adalah lemak cair dan memiliki aroma khas
lemak.
Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa kadar lemak kue kuping gajah adalah20,871 %.
Hal ini dapat disebabkan dari bahan dan proses pembuatan kue kuping
gajah yang digoreng, sehingga kadar lemak yang diperoleh besar.
Kadar lemak yang diperoleh dengan yang berdasarkan Nutrition Fact sangat jauh lebih rendah yaitu sekitar 6,9% (TKPI, 2008) . Hal ini kemungkinan karena proses ekstraksi yang kurang maksimal, banyaknya sirkulasi 3 kali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan
sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut.
Kesimpulan : Dari
hasil percobaan yang dilakukan,dapat disimpulkan bahwa kadar lemak pada sampel bahan pangan melalui metode ekstraksi langsung dengan alat soxhlet adalah 38.15 %
DAFTAR PUSTAKA :
http://www.scribd.com/doc/239485915/Analisis-Kadar-Lemak-Dengan-Metode-Soxhlet
http://organiksmakma3b14.blogspot.com/2013/03/analisis-kadar-lemak-pada-bahan-pangan.html
good posting
BalasHapusTic T-Shirt - Sugarboo Extra Long Digital Titanium Styler
BalasHapusT-Shirt - Sugarboo Extra Long Digital Titanium Styler. titanium jewelry piercing $19.50. babyliss nano titanium T-Shirt. Brand. T-Shirt. titanium automatic watch No. $20.00. Free. raw titanium Free titanium chainmail Shipping.